FIREWALL
Firewall (dinding api) adalah
suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang
dianggap aman untuk bisa melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang dianggap
tidak aman. Umumnya, sebuah tembok-api diterapkan dalam sebuah mesin
terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan lokal dengan jaringan Internet.
Tembok-api digunakan untuk membatasi atau mengontrol akses terhadap
siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar. Saat
ini, istilah firewall menjadi istilah lazim yang merujuk pada
sistem yang mengatur komunikasi antar dua macam jaringan yang berbeda.
Mengingat saat ini banyak perusahaan yang memiliki akses ke Internet dan juga
tentu saja jaringan berbadan hukum di dalamnya, maka perlindungan terhadap
perangkat digital perusahaan tersebut dari serangan para peretas, pemata-mata,
ataupun pencuri data lainnya, menjadi
kenyataan.
Daftar isi
Taksonomi Firewall
Firewall terbagi menjadi dua jenis, yakni
sebagai berikut
·
Network Firewall: Network Firewall didesain untuk melindungi
jaringan secara keseluruhan dari berbagai serangan. Umumnya dijumpai dalam dua
bentuk, yakni sebuah perangkat terdedikasi atau sebagai sebuah perangkat lunak yang
diinstalasikan dalam sebuah server.
Contoh dari firewall ini adalah Microsoft Internet Security and Acceleration
Server (ISA Server), Cisco PIX, Cisco ASA, IPTables dalam sistem operasi GNU/Linux, pf dalam keluarga sistem operasi Unix BSD, serta SunScreen dari Sun Microsystems, Inc. yang
dibundel dalam sistem
operasi Solaris.
Network Firewall secara umum memiliki beberapa fitur utama, yakni apa yang
dimiliki oleh personal firewall (packet filter firewall dan stateful firewall), Circuit
Level Gateway, Application Level Gateway, dan juga NAT
Firewall. Network Firewall umumnya bersifat transparan (tidak terlihat)
dari pengguna dan menggunakan teknologi routing untuk
menentukan paket mana yang diizinkan, dan mana paket yang akan ditolak.
Secara mendasar, firewall dapat melakukan
hal-hal berikut:
·
Mengatur
dan mengontrol lalu lintas jaringan
·
Melakukan
autentikasi terhadap akses
·
Mencatat
semua kejadian, dan melaporkan kepada administrator
§Mengatur
dan Mengontrol Lalu lintas jaringan
Fungsi pertama yang dapat dilakukan oleh
firewall adalah firewall harus dapat mengatur dan mengontrol lalu lintas
jaringan yang diizinkan untuk mengakses jaringan privat atau komputer yang
dilindungi oleh firewall. Firewall melakukan hal yang demikian, dengan
melakukan inspeksi terhadap paket-paket dan memantau koneksi yang sedang
dibuat, lalu melakukan penapisan (filtering) terhadap koneksi
berdasarkan hasil inspeksi paket dan koneksi tersebut.
Inspeksi paket ('packet inspection)
merupakan proses yang dilakukan oleh firewall untuk 'menghadang' dan memproses
data dalam sebuah paket untuk menentukan bahwa paket tersebut diizinkan atau
ditolak, berdasarkan kebijakan akses (access policy) yang diterapkan
oleh seorang administrator.
Firewall, sebelum menentukan keputusan apakah hendak menolak atau menerima
komunikasi dari luar, ia harus melakukan inspeksi terhadap setiap paket (baik
yang masuk ataupun yang keluar) di setiap antarmuka dan membandingkannya dengan
daftar kebijakan akses. Inspeksi paket dapat dilakukan dengan melihat
elemen-elemen berikut, ketika menentukan apakah hendak menolak atau menerima
komunikasi:
·
Port sumber pada
komputer sumber
·
Port tujuan data pada
komputer tujuan
·
Informasi
header-header yang disimpan dalam paket
§Koneksi dan Keadaan Koneksi
Agar dua host TCP/IP dapat saling
berkomunikasi, mereka harus saling membuat koneksi antara satu dengan lainnya.
Koneksi ini memiliki dua tujuan:
1. Komputer dapat menggunakan
koneksi tersebut untuk mengidentifikasikan dirinya kepada komputer lain,
yang meyakinkan bahwa sistem lain yang tidak membuat koneksi tidak dapat
mengirimkan data ke komputer tersebut. Firewall juga dapat menggunakan
informasi koneksi untuk menentukan koneksi apa yang diizinkan oleh kebijakan
akses dan menggunakannya untuk menentukan apakah paket data tersebut akan
diterima atau ditolak.
2. Koneksi digunakan untuk
menentukan bagaimana cara dua host tersebut akan berkomunikasi antara satu
dengan yang lainnya (apakah dengan menggunakan koneksi connection-oriented,
atau connectionless).
Ilustrasi mengenai
percakapan antara dua buah host
Kedua tujuan tersebut dapat digunakan untuk
menentukan keadaan koneksi antara dua host tersebut, seperti halnya cara
manusia bercakap-cakap. Jika Amir bertanya kepada Aminah mengenai sesuatu, maka
Aminah akan meresponsnya dengan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan oleh Amir; Pada saat Amir melontarkan pertanyaannya kepada Aminah,
keadaan percakapan tersebut adalah Amir menunggu respons dari Aminah.
Komunikasi di jaringan juga mengikuti cara yang sama untuk memantau keadaan
percakapan komunikasi yang terjadi.
Firewall dapat memantau informasi keadaan
koneksi untuk menentukan apakah ia hendak mengizinkan lalu lintas jaringan.
Umumnya hal ini dilakukan dengan memelihara sebuah tabel keadaan koneksi (dalam
istilah firewall: state table) yang memantau keadaan semua
komunikasi yang melewati firewall. Dengan memantau keadaan koneksi ini,
firewall dapat menentukan apakah data yang melewati firewall sedang
"ditunggu" oleh host yang dituju, dan jika ya, aka mengizinkannya.
Jika data yang melewati firewall tidak cocok dengan keadaan koneksi yang
didefinisikan oleh tabel keadaan koneksi, maka data tersebut akan ditolak. Hal
ini umumnya disebut sebagai Stateful Inspection.
§Stateful Packet Inspection
Ketika sebuah firewall menggabungkan stateful
inspection dengan packet inspection, maka firewall
tersebut dinamakan dengan Stateful Packet Inspection (SPI).
SPI merupakan proses inspeksi paket yang tidak dilakukan dengan menggunakan
struktur paket dan data yang terkandung dalam paket, tapi juga pada keadaan apa
host-host yang saling berkomunikasi tersebut berada. SPI mengizinkan firewall
untuk melakukan penapisan tidak hanya berdasarkan isi paket tersebut, tapi juga
berdasarkan koneksi atau keadaan koneksi, sehingga dapat mengakibatkan firewall
memiliki kemampuan yang lebih fleksibel, mudah diatur, dan memiliki
skalabilitas dalam hal penapisan yang tinggi.
Salah satu keunggulan dari SPI dibandingkan
dengan inspeksi paket biasa adalah bahwa ketika sebuah koneksi telah dikenali
dan diizinkan (tentu saja setelah dilakukan inspeksi), umumnya sebuah kebijakan
(policy) tidak dibutuhkan untuk mengizinkan komunikasi balasan karena firewall
tahu respons apa yang diharapkan akan diterima. Hal ini memungkinkan inspeksi
terhadap data dan perintah yang terkandung dalam sebuah paket data untuk
menentukan apakah sebuah koneksi diizinkan atau tidak, lalu firewall akan secara
otomatis memantau keadaan percakapan dan secara dinamis mengizinkan lalu lintas
yang sesuai dengan keadaan. Ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan
jika dibandingkan dengan firewall dengan inspeksi paket biasa. Apalagi, proses
ini diselesaikan tanpa adanya kebutuhan untuk mendefinisikan sebuah kebijakan
untuk mengizinkan respons dan komunikasi selanjutnya. Kebanyakan firewall
modern telah mendukung fungsi ini.
§Melakukan autentikasi terhadap akses
Fungsi fundamental firewall yang kedua adalah
firewall dapat melakukan autentikasi terhadap akses.
Protokol TCP/IP dibangun dengan premis bahwa
protokol tersebut mendukung komunikasi yang terbuka. Jika dua host saling
mengetahui alamat IP satu sama lainnya, maka mereka diizinkan untuk saling
berkomunikasi. Pada awal-awal perkembangan Internet, hal ini boleh dianggap
sebagai suatu berkah. Tapi saat ini, di saat semakin banyak yang terhubung ke
Internet, mungkin kita tidak mau siapa saja yang dapat berkomunikasi dengan
sistem yang kita miliki. Karenanya, firewall dilengkapi dengan fungsi autentikasi
dengan menggunakan beberapa mekanisme autentikasi, sebagai berikut:
·
Firewall
dapat meminta input dari pengguna mengenai nama pengguna (user name) serta kata
kunci (password). Metode ini sering disebut sebagai extended authentication
atau xauth. Menggunakan xauth pengguna yang mencoba untuk membuat sebuah
koneksi akan diminta input mengenai nama dan kata kuncinya sebelum akhirnya
diizinkan oleh firewall. Umumnya, setelah koneksi diizinkan oleh kebijakan
keamanan dalam firewall, firewall pun tidak perlu lagi mengisikan input
password dan namanya, kecuali jika koneksi terputus dan pengguna mencoba
menghubungkan dirinya kembali.
·
Metode
kedua adalah dengan menggunakan sertifikat digital dan kunci publik. Keunggulan metode ini
dibandingkan dengan metode pertama adalah proses autentikasi dapat terjadi
tanpa intervensi pengguna. Selain itu, metode ini lebih cepat dalam rangka
melakukan proses autentikasi. Meskipun demikian, metode ini lebih rumit
implementasinya karena membutuhkan banyak komponen seperti halnya implementasi infrastruktur
kunci publik.
·
Metode
selanjutnya adalah dengan menggunakan Pre-Shared Key (PSK) atau kunci yang
telah diberitahu kepada pengguna. Jika dibandingkan dengan sertifikat digital,
PSK lebih mudah diimplenentasikan karena lebih sederhana, tetapi PSK juga
mengizinkan proses autentikasi terjadi tanpa intervensi pengguna. Dengan menggunakan
PSK, setiap host akan diberikan sebuah kunci yang telah ditentukan sebelumnya
yang kemudian digunakan untuk proses autentikasi. Kelemahan metode ini adalah
kunci PSK jarang sekali diperbarui dan banyak organisasi sering sekali
menggunakan kunci yang sama untuk melakukan koneksi terhadap host-host yang
berada pada jarak jauh, sehingga hal ini sama saja meruntuhkan proses
autentikasi. Agar tercapai sebuah derajat keamanan yang tinggi, umumnya
beberapa organisasi juga menggunakan gabungan antara metode PSK dengan xauth
atau PSK dengan sertifikat digital.
Dengan mengimplementasikan proses
autentikasi, firewall dapat menjamin bahwa koneksi dapat diizinkan atau tidak.
Meskipun jika paket telah diizinkan dengan menggunakan inspeksi paket (PI) atau
berdasarkan keadaan koneksi (SPI), jika host tersebut tidak lolos proses
autentikasi, paket tersebut akan dibuang.
§Melindungi
sumber daya dalam jaringan privat
Salah satu tugas firewall adalah melindungi
sumber daya dari ancaman yang mungkin datang. Proteksi ini dapat diperoleh
dengan menggunakan beberapa pengaturan peraturan akses (access control),
penggunaan SPI, application proxy, atau kombinasi dari semuanya untuk
mengamankan host yang dilindungi supaya tidak dapat diakses oleh host-host yang
mencurigakan atau dari lalu lintas jaringan yang mencurigakan. Meskipun
demikian, firewall bukan satu-satunya metode proteksi teraman terhadap sumber
daya, dan mempercayakan proteksi firewall dari ancaman secara eksklusif adalah
salah satu kesalahan fatal.
Jika sebuah host yang menjalankan sistem
operasi tertentu yang memiliki lubang keamanan yang belum ditambal dikoneksikan
ke Internet, firewall mungkin tidak dapat mencegah dieksploitasinya host
tersebut oleh host-host lainnya, khususnya jika exploit tersebut menggunakan
lalu lintas yang oleh firewall telah diizinkan (dalam konfigurasinya). Sebagai
contoh, jika sebuah packet-inspection firewall mengizinkan lalu lintas HTTP ke
sebuah web server yang menjalankan sebuah layanan web yang memiliki lubang keamanan
yang belum ditambal, maka seorang pengguna yang "iseng" dapat saja
membuat exploit untuk meruntuhkan web server tersebut karena memang web server
yang bersangkutan memiliki lubang keamanan yang belum ditambal.
Dalam contoh ini, web server tersebut akhirnya
mengakibatkan proteksi yang ditawarkan oleh firewall menjadi tidak berguna. Hal
ini disebabkan oleh firewall tidak dapat membedakan antara request HTTP yang
mencurigakan atau tidak. Apalagi, jika firewall yang digunakan bukan
application proxy. Oleh karena itulah, sumber daya yang dilindungi haruslah
dipelihara dengan melakukan penambalan terhadap lubang-lubang keamanan, selain
tentunya dilindungi oleh firewall.
Firewall berada di antara kedua jaringan
seperti internet dan komputer sehingga firewall berfungsi sebagai pelindung.
Tujuan utama adanya firewall adalah untuk user yang tidak menginginkan lalu
lintas jaringan yang berusaha masuk ke komputer, namun tidak hanya itu saja
yang bisa dilakukan firewall. Firewall juga dapat menganalisis jaringan yang
mencoba masuk ke komputer anda, dan dapat melakukan apa yang harus dilakukan
ketika jaringan tersebut masuk. Contohnya saja, firewall bisa diatur untuk
memblokir beberapa jenis jaringan yang mencoba keluar atau mencatat log lalu
lintas jaringan yang mencurigakan.
Firewall bisa memiliki berbagai aturan yang
dapat anda tambahkan atau hapus untuk menolak jaringan tertentu. Contohnya
saja, hanya dapat mengakses alamat IP tertentu atau mengumpulkan semua akses
dari tempat lain untuk ke satu tempat yang aman terlebih dahulu
Contoh pengaturan akses (access
control) yang diterapkan dalam firewall
Pada bentuknya yang paling sederhana, sebuah
firewall adalah sebuah router atau komputer yang
dilengkapi dengan dua buah NIC (Network Interface Card, kartu antarmuka
jaringan) yang mampu melakukan penapisan atau penyaringan terhadap paket-paket yang masuk. Perangkat jenis
ini umumnya disebut dengan packet-filtering router.
Firewall jenis ini bekerja dengan cara
membandingkan alamat sumber dari paket-paket tersebut dengan kebijakan
pengontrolan akses yang terdaftar dalam Access Control List firewall, router
tersebut akan mencoba memutuskan apakah hendak meneruskan paket yang masuk
tersebut ke tujuannya atau menghentikannya. Pada bentuk yang lebih sederhana
lagi, firewall hanya melakukan pengujian terhadap alamat IP atau nama domain yang
menjadi sumber paket dan akan menentukan apakah hendak meneruskan atau menolak
paket tersebut. Meskipun demikian, packet-filtering router tidak dapat
digunakan untuk memberikan akses (atau menolaknya) dengan menggunakan basis
hak-hak yang dimiliki oleh pengguna.
Cara kerja packet filter
firewall
Packet-filtering router juga dapat
dikonfigurasikan agar menghentikan beberapa jenis lalu lintas jaringan dan
tentu saja mengizinkannya. Umumnya, hal ini dilakukan dengan
mengaktifkan/menonaktifkan port TCP/IP dalam
sistem firewall tersebut. Sebagai contoh, port 25 yang digunakan oleh Protokol SMTP (Simple Mail Transfer
Protocol) umumnya dibiarkan terbuka oleh beberapa firewall untuk
mengizinkan surat elektronik dari
Internet masuk ke dalam jaringan privat, sementara port lainnya seperti port 23
yang digunakan oleh Protokol Telnet dapat dinonaktifkan untuk
mencegah pengguna Internet untuk mengakses layanan yang terdapat dalam jaringan
privat tersebut. Firewall juga dapat memberikan semacam pengecualian (exception)
agar beberapa aplikasi dapat melewati firewall tersebut. Dengan menggunakan
pendekatan ini, keamanan akan lebih kuat tapi memiliki kelemahan yang
signifikan yakni kerumitan konfigurasi terhadap firewall: daftar Access Control
List firewall akan membesar seiring dengan banyaknya alamat IP, nama domain,
atau port yang dimasukkan ke dalamnya, selain tentunya juga exception yang
diberlakukan.
Cara kerja circuit level
firewall
Firewall jenis lainnya adalah Circuit-Level
Gateway, yang umumnya berupa komponen dalam sebuah proxy server. Firewall
jenis ini beroperasi pada level yang lebih tinggi dalam model
referensi tujuh lapis OSI (bekerja pada lapisan sesi/session
layer) daripada Packet Filter Firewall. Modifikasi ini membuat firewall jenis
ini berguna dalam rangka menyembunyikan informasi mengenai jaringan
terproteksi, meskipun firewall ini tidak melakukan penyaringan terhadap
paket-paket individual yang mengalir dalam koneksi.
Dengan menggunakan firewall jenis ini,
koneksi yang terjadi antara pengguna dan jaringan pun disembunyikan dari
pengguna. Pengguna akan dihadapkan secara langsung dengan firewall pada saat
proses pembuatan koneksi dan firewall pun akan membentuk koneksi dengan sumber
daya jaringan yang hendak diakses oleh pengguna setelah mengubah alamat IP dari
paket yang ditransmisikan oleh dua belah pihak. Hal ini mengakibatkan
terjadinya sebuah sirkuit virtual (virtual circuit) antara pengguna dan
sumber daya jaringan yang ia akses.
Firewall ini dianggap lebih aman dibandingkan
dengan Packet-Filtering Firewall, karena pengguna eksternal tidak dapat melihat
alamat IP jaringan internal dalam paket-paket yang ia terima, melainkan alamat
IP dari firewall.
§Application
Level Firewall
Application Level Firewall
(disebut juga sebagai application proxy atau application
level gateway)
Firewall jenis lainnya adalah Application
Level Gateway (atau Application-Level Firewall atau sering juga disebut sebagai
Proxy Firewall), yang umumnya juga merupakan komponen dari sebuah proxy server.
Firewall ini tidak mengizinkan paket yang datang untuk melewati firewall secara
langsung. Tetapi, aplikasi proxy yang berjalan dalam komputer yang menjalankan
firewall akan meneruskan permintaan tersebut kepada layanan yang tersedia dalam
jaringan privat dan kemudian meneruskan respons dari permintaan tersebut kepada
komputer yang membuat permintaan pertama kali yang terletak dalam jaringan
publik yang tidak aman.
Umumnya, firewall jenis ini akan melakukan
autentikasi terlebih dahulu terhadap pengguna sebelum mengizinkan pengguna
tersebut untuk mengakses jaringan. Selain itu, firewall ini juga
mengimplementasikan mekanisme auditing dan pencatatan (logging) sebagai bagian
dari kebijakan keamanan yang diterapkannya. Application Level Firewall juga
umumnya mengharuskan beberapa konfigurasi yang diberlakukan pada pengguna untuk
mengizinkan mesin klien agar dapat berfungsi. Sebagai contoh, jika sebuah proxy FTP dikonfigurasikan di atas sebuah
application layer gateway, proxy tersebut dapat dikonfigurasikan untuk
mengizinlan beberapa perintah FTP, dan menolak beberapa perintah lainnya. Jenis
ini paling sering diimplementasikan pada proxy SMTP sehingga mereka dapat menerima surat
elektronik dari luar (tanpa menampakkan alamat e-mail internal), lalu meneruskan
e-mail tersebut kepada e-mail server dalam jaringan. Tetapi, karena adanya
pemrosesan yang lebih rumit, firewall jenis ini mengharuskan komputer yang
dikonfigurasikan sebagai application gateway memiliki spesifikasi yang tinggi,
dan tentu saja jauh lebih lambat dibandingkan dengan packet-filter firewall.
NAT (Network Address Translation) Firewall
secara otomatis menyediakan proteksi terhadap sistem yang berada di balik
firewall karena NAT Firewall hanya mengizinkan koneksi yang datang dari
komputer-komputer yang berada di balik firewall. Tujuan dari NAT adalah untuk
melakukan multiplexing terhadap lalu lintas dari jaringan
internal untuk kemudian menyampaikannya kepada jaringan yang lebih luas (MAN,
WAN atau Internet) seolah-olah paket tersebut datang dari sebuah alamat IP atau
beberapa alamat IP. NAT Firewall membuat tabel dalam memori yang mengandung
informasi mengenai koneksi yang dilihat oleh firewall. Tabel ini akan memetakan
alamat jaringan internal ke alamat eksternal. Kemampuan untuk menaruh
keseluruhan jaringan di belakang sebuah alamat IP didasarkan terhadap pemetaan
terhadap port-port dalam NAT firewall.
Cara kerja stateful
firewall
Stateful Firewall merupakan sebuah firewall
yang menggabungkan keunggulan yang ditawarkan oleh packet-filtering firewall,
NAT Firewall, Circuit-Level Firewall dan Proxy Firewall dalam satu sistem.
Stateful Firewall dapat melakukan filtering terhadap lalu lintas berdasarkan
karakteristik paket, seperti halnya packet-filtering firewall, dan juga
memiliki pengecekan terhadap sesi koneksi untuk meyakinkan bahwa sesi koneksi
yang terbentuk tersebut diizinlan. Tidak seperti Proxy Firewall atau Circuit
Level Firewall, Stateful Firewall umumnya didesain agar lebih transparan
(seperti halnya packet-filtering firewall atau NAT firewall). Tetapi, stateful
firewall juga mencakup beberapa aspek yang dimiliki oleh application level
firewall, sebab ia juga melakukan inspeksi terhadap data yang datang dari
lapisan aplikasi (application layer) dengan menggunakan layanan tertentu.
Firewall ini hanya tersedia pada beberapa firewall kelas atas, semacam Cisco
PIX. Karena menggabungkan keunggulan jenis-jenis firewall lainnya, stateful
firewall menjadi lebih kompleks.
Virtual Firewall adalah sebutan untuk
beberapa firewall logis yang berada dalam sebuah perangkat fisik (komputer atau
perangkat firewall lainnya). Pengaturan ini mengizinkan beberapa jaringan agar
dapat diproteksi oleh sebuah firewall yang unik yang menjalankan kebijakan
keamanan yang juga unik, cukup dengan menggunakan satu buah perangkat. Dengan
menggunakan firewall jenis ini, sebuah ISP (Internet
Service Provider) dapat menyediakan layanan firewall kepada para
pelanggannya, sehingga mengamankan lalu lintas jaringan mereka, hanya dengan
menggunakan satu buah perangkat. Hal ini jelas merupakan penghematan biaya yang
signifikan, meski firewall jenis ini hanya tersedia pada firewall kelas atas,
seperti Cisco PIX 535.
Transparent Firewall (juga dikenal sebagai
bridging firewall) bukanlah sebuah firewall yang murni, tetapi ia hanya berupa
turunan dari stateful Firewall. Daripada firewall-firewall lainnya yang
beroperasi pada lapisan IP ke atas, transparent firewall bekerja pada lapisan
Data-Link Layer, dan kemudian ia memantau lapisan-lapisan yang ada di atasnya.
Selain itu, transparent firewall juga dapat melakukan apa yang dapat dilakukan
oleh packet-filtering firewall, seperti halnya stateful firewall dan tidak
terlihat oleh pengguna (karena itulah, ia disebut sebagai Transparent
Firewall).
Intinya, transparent firewall bekerja sebagai
sebuah bridge yang bertugas untuk menyaring lalu lintas jaringan antara dua
segmen jaringan. Dengan menggunakan transparent firewall, keamanan sebuah
segmen jaringan pun dapat diperkuat, tanpa harus mengaplikasikan NAT Filter.
Transparent Firewall menawarkan tiga buah keuntungan, yakni sebagai berikut:
·
Konfigurasi
yang mudah (bahkan beberapa produk mengklaim sebagai "Zero
Configuration"). Hal ini memang karena transparent firewall dihubungkan
secara langsung dengan jaringan yang hendak diproteksinya, dengan memodifikasi
sedikit atau tanpa memodifikasi konfigurasi firewall tersebut. Karena ia
bekerja pada data-link layer, pengubahan alamat IP pun tidak dibutuhkan.
Firewall juga dapat dikonfigurasikan untuk melakukan segmentasi terhadap sebuah
subnet jaringan antara jaringan yang memiliki keamanan yang rendah dan keamanan
yang tinggi atau dapat juga untuk melindungi sebuah host, jika memang
diperlukan.
·
Kinerja
yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh firewall yang berjalan dalam lapisan
data-link lebih sederhana dibandingkan dengan firewall yang berjalan dalam
lapisan yang lebih tinggi. Karena bekerja lebih sederhana, maka kebutuhan
pemrosesan pun lebih kecil dibandingkan dengan firewall yang berjalan pada
lapisan yang tinggi, dan akhirnya performa yang ditunjukannya pun lebih tinggi.
·
Tidak
terlihat oleh pengguna (stealth). Hal ini memang dikarenakan Transparent
Firewall bekerja pada lapisan data-link, dan tidak membutuhkan alamat IP yang
ditetapkan untuknya (kecuali untuk melakukan manajemen terhadapnya, jika memang
jenisnya managed firewall). Karena itulah, transparent firewall
tidak dapat terlihat oleh para penyerang. Karena tidak dapat diraih oleh
penyerang (tidak memiliki alamat IP), penyerang pun tidak dapat menyerangnya.